Lompat ke konten

Tiktok Dijadikan Alat Cuci Otak Oleh Rezim

Tiktok Dijadikan Alat Cuci Otak Oleh Rezim

Setelah melihat beberapa screenshot konten-konten di Tiktok tentang pemerintahan & politik, terlihat ada pola “mencuci otak” untuk membuat pemahaman yang salah terkait negara, pemerintahan dan politik.

Pola-pola tersebut diantaranya:

  1. Menarasikan seakan-akan negara = pemerintah. Sehingga terbentuk pemikiran membela pemerintah = membela negara.
  2. Menjadikan tema politik seakan ekslusif. Sehingga membicarakan hal-hal politik jadi dianggap tabu, sok pintar, dsb.
  3. Membranding tokoh politik sedemikian rupa hingga terbentuk pola pikir penokohan. Dimana jika tokohnya (terlihat) polos, merakyat, sabar, baik maka pasti menjalankan pemerintahan dengan baik pula.

Padahal…

  1. Negara tidak sama artinya dengan pemerintah. Negara itu adalah entitas politik yang terdiri dari wilayah, penduduk, pemerintah & kedaulatan. Pemerintah itu bagian dari negara, bukan sebaliknya. Membela pemerintah tidak berarti membela negara.
  2. Tema politik itu hal umum yang boleh dibicarakan siapa saja & di mana saja. Lagi pula pada dasarnya semua manusia itu berpolitik setiap hari nya meskipun tanpa sadar.
  3. Jalannya pemerintahan itu dinilai dari kebijakan yang dibuat dan bagaimana menerapkan ide-ide kenegaraan yang selaras dengan konstitusi. Bukan dari bagaimana pejabat itu terlihat, lagi pula politikus adalah orang yang pandai berakting. Mereka bisa berubah dalam sekejap, makanya kita tidak boleh nge-fans pada politikus (nge-fans lah pada ide-ide nya saja).

Dengan masifnya konten-konten Tiktok yang menggunkan pola-pola sesat tersebut (yang hanya mungkin dirancang oleh rezim), maka dapat terlihat bahwa rezim sengaja memakai Tiktok untuk mencuci otak rakyat, agar rakyat memiliki pemahaman yang salah terkait negara, pemerintahan dan politik.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *